Kisah Sukses Pedagang Lang Rokok Kuningan

Sebut saja namanya Abdul Rohman (39th) biasa di panggil Kang Totong, beliau adalah seorang pedagang kaki lima asal kota Kuningan-Jawa Barat yang telah berhasil meraih kesuksesan. Kang Totong sehari-hari berjualan mulai dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam, tepatnya di daerah Kelapa Gading-Jakarta Utara samping sebuah pusat perbelanjaan dan tempat mangkal para sopir mikrolet juga tempat mangkalnya para tukang ojek.

Mungkin orang-orang tidak akan percaya kalau penghasilan bersih perbulan dari lang rokoknya bisa mencapai 6-8 juta, bahkan pernah bilang ke saya penghasilan bersihnya pernah mencapai 10 juta dalam satu bulan. Kenapa saya bisa tahu? karena Kang Totong adalah kerabat keluarga saya yang di kampung rumahnya persis berhadap-hadapan dengan rumah saya. Dan saya juga sering main ke tempat berjualannya, juga melihat langsung bahwa hampir tiap menit ada saja pembelinya.

Selain menjual rokok, Kang Totong menjual berbagai minuman dingin seperti air mineral kemasan, teh botol, coca-cola, frestea, dan lain-lain. Tapi yang lebih banyak meraup keuntungan yaitu  hasil dari menjual kopi seduh, serta teh manis hangat seduh. Berbagai aneka es seperti es teh manis, es susu, es nutrisari, dan extrajoss pakai es juga ada.

Selain di daerah Kelapa Gading Kang Totong mempunyai usaha yang sama juga, yaitu berupa kios di daerah Cikarang. Kios yang di Cikarang tidak seperti yang di Kelapa Gading yang mesti dorong gerobogan atau gerobak, di sana berupa kios kecil permanen yang ukurannya 3 meter x 2 meter. Meskipun di Cikarang tempat usahanya sedikit lebih besar, tapi penghasilannya jauh lebih kecil daripada penghasilan yang ada di Kelapa Gading.

Usaha yang dijalani beliau terkadang tidak selamanya mulus, pasti ada rintangannya seperti harus bermain petak umpet dengan para petugas Satpol PP ketika sedang bertugas melakukan penertiban lingkungan ataupun sarana umum. Bahkan di waktu dulu sebelum menggunakan gerobogan atau gerobak, lang rokok Kang Totong pernah tiga kali di angkut ke dalam truk oleh para petugas Satpol PP. Tapi sekarang Kang Totong merasa tenang, karena di lokasi yang sekarang ini Satpol PP telah mengijinkan untuk berjualan.

Kalau di Jakarta orang Kuningan terkenal dengan pedagang lang rokoknya (kios rokok) serta warung burjonya disebut juga warkop, tetapi kalau warung burjo tidak sebanyak lang rokok. Kios lang rokok Kuningan hanya  berukuran kira-kira 2m x 1,5m, terkadang untuk tidur pun badan harus meringkuk karena tempat yang sempit, belum lagi banyaknya stok barang dagangan sehingga menambah lebih sempit lagi dan susah bergerak disaat tidur.

Tapi meskipun keadaannya seperti itu, para pedagang lang rokok Kuningan yang telah sukses keadaan di kampung hidupnya serba berkecukupan bahkan bisa membeli sebuah mobil meskipun mobil second. Ada satu lagi yaitu teman saya yang masih dari Kuningan berjualan di wilayah Bekasi yang dulunya sebagai pedagang lang rokok, kini dia telah sukses mempunyai sebuah kios besar dengan penghasilan bersih 20 juta perbulannya.

Awalnya teman saya mempunyai uang modal sebesar 30 juta dari hasil jerih payah setelah berdagang di lang rokoknya selama beberapa tahun, lalu dia ingin mempunyai kios besar untuk tempat usahanya. Tapi untuk mempunyai sebuah kios besar memerlukan modal yang lumayan banyak yaitu sekitar 60 jutaan, berhubung teman saya cuma mempunyai 30 juta akhirnya dia mengajak saudaranya untuk patungan.

Setelah usahanya telah berjalan lancar selama beberapa tahun dan usahanya maju, uang modal yang tadinya 30 juta sekarang tiap bulannya selalu bertambah untuk dijadikan tambahan modal lagi yaitu untuk memperbanyak barang dagangannya.

Kebanyakan para pedagang lang rokok Kuningan memakai sistem aplusan atau rolling sebulan sekali atau dua bulan sekali, karena sebuah lang rokok dimiliki oleh dua orang yang berbeda dengan modal patungan (setengah-setengah). Artinya apabila salah satu orang yang punya modal tadi sedang berjualan selama satu bulan, berarti salah satunya lagi tidak bisa berjualan selama satu bulan juga.

Lalu ketika salah seorang telah selesai berdagang selama satu bulan, jadi dia harus mengembalikan modal awal  rekannya ketika rekannya itu selesai berdagang pada bulan yang lalu, begitu pun sebaliknya. Disaat tidak berdagang selama satu bulan dan untuk mengisi waktu luang selama satu bulan di kampung, pekerjaan yang dilakoninya ialah bertani dan berkebun.

Selain dikelola sendiri, sebuah lang rokok bisa juga dikelola oleh orang lain yang tentunya sudah pengalaman dalam berjualan. Sistemnya adalah bagi hasil yaitu apabila penghasilan bersih selama satu bulan adalah 10 juta, berarti yang mengelola mendapatkan hasil 5 juta dan 5 juta lagi untuk yang punya kios lang rokoknya.

Semoga saja tulisan saya ini bisa bermanfaat, salam sukses buat semuanya.

Leave a Comment